
Seruan Perubahan Garin dan Franky
Sineas Garin Nugroho dan musisi Franky Sahilatua dalam diskusi di TBRS, Senin (9/3).Pukul 10.00 WIB, Senin (9/3), kursi di salah satu ruang di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS)
Sebelum diskusi, Direktur Lembaga Studi Pers dan Informasi (LeSPI) Semarang, Anto Prabowo memberi pengantar singkat, tentang profil Garin dan Franky, keterkaitan keduanya dengan Semarang, dan lain.
Setelah itu, acara diambil alih eks Direktur LeSPI, Wisnu Tri Hanggoro. Wisnu tak langsung membuka diskusi, tapi memberi pengantar tambahan dan berdialog dengan peserta diskusi untuk mengenal Garin dan Franky lebih dalam.
Wisnu juga memberi kesempatan wartawan yunior (warior) bertanya. Dua warior pun mengacungkan jari. Mereka bertanya kapan Garin mulai membuat film dan berapa jumlah film yang dibuat.
Setelah tanya jawab perkenalan cukup, Garin mengambil alih posisi Wisnu. Dia mengungkapkan alasannya hadir di
Dengan Dongeng Perubahan, Garin dan Franky berkeliling dari pulau ke pulau. Selain mengabarkan semangat perubahan, keduanya juga menyerap keingingan penduduk
“Saat ini, tak banyak orang yang punya jiwa kenegarawan. Baik politisi, pejabat, pengusaha, atau siapapun, sebagian besar malah menjadi makelar,” paparnya.
Untuk menyampaikan gagasan perubahan itu, Franky menciptakan beberapa lagu. Diantaranya tentang Pancasila, Perubahan, dan lain-lain. Dalam diskusi, lagu-lagu itu dilantunkan.
Sayang, peserta tampak kurang bisa mengimbangi semangat Franky. Sebagian besar peserta hanya diam saat pencipta lagu “Perahu Retak” itu mengajak bernyanyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar